Selasa, 30 April 2013

Pendiddikan dan Kebangkitan Nasional



Opini
Pendidikan dan Kebangkitan Nasional

Pendidikan pra kemerdekaan. Setiap tanggal 2 Mei kita peringati sebagai hari Pendidikan Nasional.  Tanggal ini ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia, untuk mengenang sekaligus bentuk apresiasi pemerintah kepada salah satu putra terbaik bangsa Ki Hajar Dewantara atas jasa besarnya dibidang pendidikan selain sebagai salah satu tokok politik dan pejuang kemerdekaan bangsa.  Pendidikan bangsa Indonesia pada zamannya bukan hanya diskriminatif karena hanya anak-anak orang kaya atau bangsawan yang berhak mengenyam pendidikan, namun tujuan pendidikannya adalah untuk kepentingan bangsa penindas kolonial.
Pada zamannya Ki Hajar Dewantara berjuang untuk kebebasan bangsa dari belenggu penindasan dan eksploitasi sumber daya bangsa baik alam maupun sumber daya manusianya.  Perjuangan beliau dibidang pemberdayaan bangsanya melalui bidang pengajaran dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa.  Perguruan Taman Siswa yang menjunjung tiga pilar pendidikan : Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani ( didepan berperan sebagai teladan, ditengah-tengah menumbuhkembangkan motivasi, dan dibelakang memberi semangat).  Tujuan Perguruan Taman Siswa adalah untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak bangsa memperoleh pengajaran guna mempersiapkan bangsanya untuk terus berjuang melawan penindasan dan kesewenangan bangsa pendindas menuju bangsa yang bermartabat dan merdeka bebas dari penjajahan.
Sejarah telah membuktikan bahwa kebangkitan dari segala keterpurukan semisal penjajahan, penindasan, diskriminatif oleh siapapun atau bangsa manapun bermula dari pendidikan.  Pendidikan mampu menumbuhkembangkan kesadaran akan harkat, martabat, hak serta jati diri suatu bangsa.
Kita sepakat bahwa pendidikan mempunyai peran strategis untuk menyadarkan dan membangkitkan bangsa. Keterpurukan bangsa ini harus segera berakhir, agar tugas melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, serta untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bingkai negara Kesatuan Republik Indonesia menuju kenyataan.
Kini kita telah “mendeka” dari penjajahan yang menindas bangsa ini dalam kurun waktu lebih dari tiga ratus lima puluh tahun.  Kini, kita bukan hanya telah berdiri di depan pintu gerbang kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para founding father, namun lebih dari enam puluh tujuh tahun kita telah merdeka, bersatu, berdaulat “menuju adil dan makmur”.   
Status sebagai negara berkembang yang telah melekat pada diri bangsa ini harus segera diakhiri.  Jika kita semua komitmen dan konsen kepada penyelenggaraan sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi berlandasrkan nilia-nilai luhur budaya Indonesia maka harkat dan martabat bangsa akan meningkat.  Pendidikan Nasional, Pemerintah telah dan terus berupaya untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional.  Sistem pendidinan nasional yang diusahan pemerintah diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Selain berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.  Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tantangan pendidikan nasional, Dalam tatanan sistem pendidikan nasional kita mencakup pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan anak bangsa yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan merupakan suatu usaha bersama dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Fenomena sosial seperti tawuran (antar pelajar, mahasiswa), penyalahgunaan narkoba, korupsi, pergaulan bebas, gejolah sosial, dan carut marut dalam penyelenggaraan ujian (dibaca Ujinan nasional) merupakan potret pendidikan yang masih jauh dari fungsi dan tujuan nasional.  Setelah lebih enam puluh tujuh tahun merdeka, Pemerintah telah berulangkali melakukan perubahan kurikulum sebagai konsekuensi perkembangan dan tuntutan zaman (Kurikulum:1947, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004, 2006, dan K-13 meskipun sempat dihentikan). Pengembangan (dibaca perubahan) kurikulum merupakan suatu keniscayaan untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin kompetitif.  Tantangan bersumber dari berbagai aspek kehidupan seperti dampak arus globalisasi, isu kerusakan lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, dan masalah mutu serta transformasi pendidikan.  Disisi lain perubahan (kurikulum) diharapkan akan mampu meningkatkan kompetensi berkomunikasi, berfikir kritis, kemampuan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, kemampuan untuk mencoba saling mengerti dan bertoleransi terhadap setiap perbedaan serta kemampuan hidup dalam memasuki abad ke dua puluh satu yang ditandai dengan kemajuan disemua lini kehidupan utamanya adalah perkembangan bidang teknologi, informasi dan komunikasi.
Niat pemerintah akan melakukan perubahan kurikulum tingkat satuan pendidikan (kurukulum 2006) menjadi kurikulum 2013 diharapkan mampu memperbaiki kelemahan kurikulum sebelumnya. Kurikulum yang mampu mengembangkan kepekaan dan responsif terhadap perubahan sosial, baik sekala lokal, regional, maupun global. Pendidikan yang tidak tercabut dari akar budaya bangsa Indonesia yang terkenal adiluhung dan mampu meningkatkan status harkat dan martabat bangsa yang luhur.  Disisi lain pemerintah harus menjamin tiap-tiap warga negara untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan. Dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tahunnya, setiap warga negara Indonesia tercinta ini bukan hanya berharap, namun hendaknya berkomitmen agar bangsa Indonesia tercinta ini mampu bangkit dan menjadi bangsa yang besar dan bermartabat. Semoga.


Minggu, 14 April 2013

Ujian Nasional

Hajat besar dunia pendidikan tahun ini digelar kembali.  Mulai tanggal 15 April sampai dengan 18 April peserta didik  Sekolah Menengah baik SMA dan SMK mengikuti Ujian Nasional.  Terlepas dari sikap pro dan kontra tentang pelaksanaan Ujian Nasional,  hajat tahunan ini harus berjalan dengan sebaik-baiknya.  Ujian Nasional merupakan salah suatu proses yang harus diikuti oleh peserta didik, mulai tingkat pendidikan dasar yaitu SD/Madrasah Ibtidaiyah, SMP/Madrasah Tsanawiyah serta tingkat menengah yaitu SMA-SMK/ Aliyah.

Carut marut ujian nasional (tingkat SMA/SMK), tahun ini ditandai dengan distribusi naskah soal yang terlambat.  Akibat ketelambatan distribusi naskah soal tersbut berakibat tidak sedikit sekolah yang manunda pelaksaan ujian nasional, bukanh hanya dalam hitungan jam, namun hari.

Tanggal 22 April sampai dengan tanggal 25 April giliran SMP/MTs mengikuti ujian nasional.  Pelaksanaannya relatif lebih siap jika dibandingkan dengan pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA/SMK.

Tanggal 6 Mei sampai dengan tanggal 8 Mei2013 peserta didik tingkat SD mengikuti ujuan nasional, semoga terlaksana dengan lebih baik, selamat berjuang anak-anakku, semoga kesuksesan ditangan ananda. 

KELANGKAAN SEBAGAI MASALAH EKONOMI