Triyanto.Blogspot.com
Berbagi kepada sesama, raih bahagia.
Minggu, 14 Februari 2021
Selasa, 26 Mei 2020
Pesan ibu
Ojo Putus Asa
O
|
jo putus asa,
idiom pendek bermakna luar biasa. Hampir 30 tahun, tutur lembut dari ibu ini
menjadi salah satu alasan mengapa aku harus bersyukur berprofesi guru. Guru
yang dianggap sebagai sosok yang pantas untuk digugu nasehatnya dan ditiru perilakunya, merupakan salah satu
keinginan orang tuaku.
Bukan sosok guru yang
ingin aku sampaikan melalui tulisann ini, melainkan sepenggal kisah perjalanan menjadi abdi dalem (ASN) sebagai seorang
guru sejak tahun 1994. Bukti tidak putus asa dan buah usaha sungguh-sungguh
untuk mewujudkan harapan. Harapan orang tua kepada anaknya dan keinginan anak
membahagiakannya.
Akhir tahun 1992
kutinggalkan kampung halaman. Pulau Sumatera menjadi tujuan merantau pertamaku.
Dua hari, satu malam perjalanan yang melelahkan. Aku tinggal di rumah sahabat
ayahku, sebelum menemui saudara sepupu.
Modal ijasah D-3 dan
pengalaman pernah wiyata bhakti. Aku diterima sebagai guru yayasan pendidikan
di kota Metro, Lampung Tengah waktu itu. Honor yang hanya beberapa puluh ribu
harus cukup memenuhi kebutuhanku. Bersama beberapa guru, kami tinggal di rumah
pemilih yayasan itu.
Agustus 1993, Mas
Haryanto, menyampaikan pesan Kepala SMP Negeri 7 Tanjungpandan, Belitung. Beliau
meminta aku mengajar di sekolahnya. Setelah perjalanan selama satu hari dua malam dari Kota Tanjungkarang, Lampung dengan moda transportasi
kereta api, kapal fery dan mini bus, melalui pulau Bangka, telah membawa diriku dI pulau penghasil timah dan tanah kaolin ini. Hari demi hari aku jalani, menyusuri perjalanan hidup yang semakin berwarna dan terasa lebih indah selaras dengan pesona pulau Negeri Laskar Pelangi ini.
Tahun 1994 lulus
penerimaan PNS. SK penempatan di SMP Negeri 10 Tanjungpandan, di Desa
Tanjungbinga. Kampung nelayan nan ramah, ±7 tahun mewarnai indahnya hidupku.
Tanggal 1 Agustus 2000 karena kondisi orang tua, mutasi di SMP Negeri 43
Palembang. Terhitung pada tanggal 7 Desember 2017 aku tercatat sebagai guru di SMP Negeri 1 Palembang, salah
satu sekolah favorit di kota pempek yang
berdiri pada jaman Belanda.
Janganlah kamu berputus
asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada putus asa dari rahmat Allah,
melainkan kaum kafir. (Q.S: 12: 87). “Ojo
putus asa”, pesan ibuku. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang enggkau dustakan (QS: 55 : 13).
Ramadan Special
RAMADAN SPECIAL
B
|
ulan Ramadan tahun 2020
bertepatan dengan tahun 1441 Hijriah ini berbeda dari Ramadan sebelumnya. Bulan
yang selalu dirindu umat Islam ini memang banyak keistimewaan. Ramadan adalah
bulan terpilih untuk turunnya wahyu berupa Al-Qur’an (Surat Al-‘Alaq ayat 1-5) kepada
Muhammad yang mulia sebagai way of life umat Islam; terdapat malam yang lebih
baik dari seribu bulan; wajib puasa bagi orang yang beriman dan keistimewaan
lainnya.
Puasa dan amal shaleh
pada Ramadan tahun ini dijalankan pada kondisi wabah pandemi Covid-19 yang
telah menelan korban. Kebijakan social distancing atau physical distancing bahkan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus penyebaran virus corona ditindaklanjuti
dengan gerakan aktifitas atau Bekerja Dari Rumah (BDR). Iimbas kebijakan ini, Masjid
sepi dari jama’ah, pembelajaran di kelas dialihkan menjadi pembelajaran jarak
jauh (PJJ) di rumah.
Hari demi hari diisi
dengan aktifitas di rumah. Shalat Magrib, ‘Isya dan Subuh yang biasa dilakukan
di Masjid di depan rumah pun dilakukan di rumah. Shalat berjama’ah bersama
istri dan 2 anak yang tinggal di rumah. Sementara waktu kerja yang biasanya di
kelas atau sekolah, kini digunakan untuk pembelajaran jarak jauh di rumah. Laptop
tuaku dan smartphone yang kadang lowrespon serta paket wifi di rumah sangat
membantu tugas memandu pembelajaran jarak jauh ini.
Pekan pertama
pembelajaran jarak jauh berjalan dengan baik. Penggunaan WAG Kelas sebagai
media pembelajaran daring ini cukup menyita banyak waktu. Para siswa antusias
menerima tugas yang diberikan. Mereka pengirim tugas melalui WAG Kelas, japri
atau melalui surel pribadiku. Hampir semua siswa mengumpulkan tugas sesuai jadual
dan limit waktu.
Pekan kedua pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan google classroom. Praktik kelas virtual milik
google ini adalah pengalaman baru
bagiku. Posting video pembelajaran hasil pelatihan online sebagai stimulus dan
menginspirasi anak–anak didikku. Respon “video pembelajarannya bagus dan mudah
dipahami pak”, tertulis pada kolom komentar. Respon tersebut memicu semangat
untuk mengikuti pelatihan meningkatkan kompetensi bidang ITC dan literasi
digital melalui pelatihan daring.
Aktifitas rohani Ramadan tahun
ini pun dilakukan di rumah. Banyak pengalaman baru yang diperoleh. Menjadi Imam
Shalat fardu lima waktu, shalat tarawih, tadarus dan menambah hafalan surah
pendek dan ayat-ayat pilihan dilakukan di rumah. Anak laki-laki keduaku pun
mendapat pengalaman baru menjadi Imam Shalat Witir menggantikan posisiku.
Tradisi buka bersama
setiap akhir pekan dengan keluarga besarku pun menjadi terasa lebih special tahun ini. Setelah minum, makan buah-buahan, kurma bahkan mpek-mpek
secukupnya, dilanjutkan Shalat Magrib berjama’ah. Imam Shalat Magrib, ‘Isya, Tarawih
dan Witir bergantian. Praktik menjadi Imam Shalat mungkin tidak terbayangkan
oleh anak-anak kami. Shalat Hari Raya Idulfitri pun akan dilakuan bersama
keluarga besar di rumah orang tua yang cukup luas. Pengalaman yang sungguh
berbeda dari tahun sebelumnya.
Ramadan 1441 Hijriah ini
nampaknya tidak akan terlupakan bagi sebagian besar orang. Pandemi Covid-19,
disadari atau tidak, suka atau tidak telah memberi warna perubahan. Perubahan
yang berdampak pada konsekuensi, misalnya pembelajaran tatap muka langsung didalam
kelas dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh di rumah. Pembelajaran jarak
jauh moda daring, ‘memaksa’ guru harus melek ITC; perubahan kualitas dan kuantitas
praktik ritual atau ibadah, misalnya
menjadi Imam Shalat di rumah dan menghafal Al-Qur’an; budaya hidup bersih dan
sehat; interaksi sosial dipaksa kembali
kepada fitrohnya seperti psysical
distancing (baca: larangan kontak fisik dengan selain mahrom).
Kamis tanggal 30 April
2020 pukul 13.30 WIB, dengan KuasaNya, Dia
memanggil saudara kandungku yang tertua. Chat kabar duka dari saudaraku yang
lain membuat bibirku bergetar dan tidak mampu menahan air mata kesedihan. “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, semoga husnul
khotimah”, sahut istriku setelah mendengar kabar duka itu.
Suka
atau tidak, semoga Ramadan tahun ini adalah Ramadan terbaik. Pilihan Allah
adalah yang terbaik bagi hambanya. Semoga menjadi lebih taqwa dan masih diberi
kesempatan bertemu dengan Ramadan tahun-tahun berikutnya. Aamiin.Selasa, 07 April 2020
Sabtu, 28 September 2019
Kamis, 15 Agustus 2019
Kamis, 13 April 2017
Full day school
Ganti Pejabat ganti Kebijakan, ganti Menteri ganti peraturan. Mencermati ide Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Muhajir Efendi yang akan memberlakukan kebijakan full day school menuai pro dan kontra bukan hanya dari para praktisi dan pemerhati pendidikan saja, namun juga khalayak masyarakat umum.
Kebijakan full day school menurut Menteri dari Malang tersebut akan diberlakukan secara nasional mulai tahun ajaran 2017/2018 jika disetujui Presiden Joko Wododo, proses pembelajaran akan dilaksanakan pada hari Senin-Jum'at. Dengan demikian hari belajar atau waktu belajar di sekolah berlangsung minimal selama 8 jam. Penambahan waktu belajar dari 6 jam menjadi minimal 8 jam tidah lantas diartikan harus dihabiskan di dalam kelas atau selalu di lingkungan dalam sekolah. Dengan full day school, guru beserta peserta didik dapat diajak untuk mengikuti kegiatan diluar sekolah seperti mengikuti kegiatan keagamaan seperti di Masjid. Tujuannya adalah untuk menguatkan karakter keagamaan atau karakter religius.
Menanggapai ketersediaan infra struktur untuk mendukung kebijakannya, Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut siap membantu bagunan unit sekolah baru (USB) atau ruang kelas baru (RKB) oleh karenaya pemerintah daerah diharapkan dapat menyediakan lahan untuk realisasi USB dan RKB tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
A. Petugas Upacara Api unggun 1. Penangungjawab. 2. Pemimpin upacara. 3. Pembina upacara. 4. Pemandu acara. ...
-
Ganti Pejabat ganti Kebijakan, ganti Menteri ganti peraturan. Mencermati ide Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Muhajir Efendi yang ...